teteman

Matinya hati



melalui hujung-hujung waktu
aku bangkit dari hidup
melihat karenah manusia
hingar bingar

pekak menebali hidup
menonton manusia sugul
mencari arah entah kemana
selamanya entah kemana

kerana bungkusan hati busuk
meluruh menjadi hati senja

menanti terbit mentari pagi
ah! manusia kini bukan manusia

ada tangan tetapi kudung
ada kaki tetapi tempang
ada mulut tetapi bisu
ada telinga tetapi tuli
ada mata tetapi buta
ada hati tetapi mati

tololnya berlari memijak duri
tetapi sombong berkaki ayam
lantas luka semakin dalam
bisa membiak memakan diri




penulis kata



2 Response to Matinya hati

  1. ejulz says:

    Dalam sgt maksud puisi ni sampai x faham.. hehe

  2. assalam, salam ukhuwah dan salam kenal dari bunda..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...